Kamis, 17 November 2011

Draft : Sakit

Saat aku mendengar dari temanku ia sedang sakit demam, aku khawatir sekali. Aku segera memegang lengannya untuk memastikan ia sedang sakit atau tidak . Panas . Benar, ia sedang demam. Aku menyuruhnya untuk pergi istirahat di UKS . Tapi ia tidak mendengarkan. Ia sedang tidur .

Aku menatap wajahnya agak lama yang sedang tertidur . Raut wajahnya saat itu seperti kelelahan, dan menahan rasa sakitnya dengan keras. Hm, apakah dugaanku itu sama persis seperti apa yang sedang ia rasakan sekarang?

Aku tidak tahu .

Saat ini aku ingin sekali menjenguknya di UKS setelah salahsatu temannya mengantarkannya . Terasa tenang dan lega saat melihat dirinya dibopong oleh temannya menuju UKS . Tapi, tetap saja aku ingin memastikan ia akan baik baik saja . Tapi, keinginan itu mustahil sekali untuk tercapai. Aku bukan orang yang ia harapkan untuk menjenguknya sekarang . Aku juga bukan orang yang disukainya, jadi pasti saat aku datang ia akan merasa risih .

Entah mengapa, saat aku melihatnya sehat, gembira dan senang , aku merasa .., aku merasa sangat membencinya! Bagiku, ia hanya orang yang tidak tegas, pilih kasih, dan menyebalkan! Ia selalu mendengarkan pendapat dari orang yang dianggapnya penting (dalam hidupnya) . Dan saat aku mengeluarkan pendapatku , ia cuek sekali . Seperti tidak menganggapku .

Tapi, setiap ia jatuh sakit , aku pernah berharap , akulah orang yang ia butuhkan. Bantuankulah yang ia inginkan. Perhatiankulah yang ia harapkan . Tapi .., sekali lagi kukatakan, itu sangat mustahil untuk tercapai .

Sekarang, aku tidak terlalu berharap untuk itu.  Jika aku bukan orang yang ia butuhkan, aku pasrah dan hanya bisa mencoba menerima kenyatan . Perlahan ...,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar