Jumat, 04 Maret 2011

Kenangan aku bersama Ricky


Hai! Hari ini aku ingin cerita tentang masa laluku bersama orang yang pernah menyelinap masuk ke hatiku.

Hari itu, saat aku kelas 6 SD, aku sedang gambar-gambar di buku tulis yg khusus untuk menggambar. Kira-kira, saat itu jam 1 siang, dan cuaca lagi panas-panasnya. Akhirnya, karna kepanasan, aku ke taman depan rumah trus main ikan cupang di kolamnya. hehe. Peristiwa itu terjadi. Kakak cowok aku pulang dengan membawa sosok laki-laki, yg diperkirakan seusia dengan kakakku itu. Sekilas aku dapat melihat wajahnya. Terlihat berwibawa, alis agak tebal, matanya agak sipit, bibirnya kecil tetapi lebar kesamping saat tersenyum, dan badannya tegap sekali. Karna tidak terlalu peduli, aku meneruskan bermain ikan.

Setelah beberapa lama, ada tukang ikan tuh lewat. Bukan tukang ikan goreng, ikan bakar, tapi tukang jualan ikan idup. Aku segera menghampiri tukang itu dan memilih-milih ikan cupang mana yang akan aku beli. Akhirnya aku memilih seekor ikan cupang betina yg siripnya dan ekornya berwarna merah. Tiba-tiba... "bang, beli satu ya? aku beli yg ini" ucap seorang cowok di sebelahku. aku menoleh. Cowok itu!! Lalu aku melihat ikan yg akan dibelinya. Ikan cupang jantan bersirip dan berekor berwarna biru langit. Ia menatapku. 

Aku langsung merogoh sakuku yg bermaksud untuk bayar. "Biar aku yg bayar ya?" pinta cowok itu sambil menatapku. "gak usah" kataku tanpa melihat wajahnya. Memangnya aku tidak-mampu-untuk-membayar-apa??

Saat aku ingin bayar, kata abang jual ikan itu berkata, "engga usah, neng, udah dibayar tuh, sama cowok tadi" APA ?!?! Udah dibayar? aku menoleh mencari-cari sosok cowok itu. Ternyata belum jauh dari tempat ia berdiri sebelumnya. Sambil senyam-senyum ia masuk ke dalam rumah. IIHH..! cowok nyebeliiinn..masa aku kalah cepet ama cowok ituu??!! Setelah abang jual ikan itu berlalu, aku ke kolam ikan dan melepaskan ikan yg aku beli tadi. Ha? beli? beli darimana? jelas-jelas tadi dia yg bayarin. Sabodo lah. Lalu aku masuk rumah dan pergi ke kamarku, tujuannya sih untuk baca novel.

Singkat cerita aja deh. Lama-lama dia sering main tuh ke rumahku. Trus ikan cupang jantan yg ia beli di kasih ke aku pula. Aku sih nerima aja. Semakin sering ia datang, semakin hubungan kami dekat. Maksudnya, ia sering menyapaku, ngajak ngobrol, dll. Ternyata ia beda 2 tahun denganku. Setelah dipikir-pikir lagi, ternyata ia orang yg sangat menyenangkan. Ia selalu membantuku mengerjakan PR, karna ia selalu menjadi bintang juara di sekolahnya. Hehe, kan lumayan gak usah susah-susah :D 

Suatu sore, saat kami asyik mengobrol, ia memegang tanganku.  Haha aku masih kelas 1 SMP nih *apa hubungannya coba? aku menatapnya. melihat matanya yang berwarna coklat tua. Ia  menatapku juga. Aku tak tau harus berbuat apa. " Mei.. aku takut jika aku kehilanganmu" ucapnya ,"Apa maksudmu?" aku bertanya-tanya.

"jika aku tidak ada, apakah kamu akan sedih?" tanyanya.

"hmm.. sepertinya iya.." ia diam sebentar, lalu berbicara lagi.

"berjanjilah kepadaku, jika aku tidak ada, kamu harus kuat untuk menghadapinya.."

" kenapa? arah pembicaraan kita...?" kataku tak mengerti.

"Aku tau, cepat atau lambat aku akan di operasi untuk kesembuhanku.. " Dia diam sebentar. " Jika operasi itu berhasil, aku bisa hidup normal dan sehat seperti orang lain. Tapi jika gagal.."

"kau akan meninggal dunia" potongku. 


"ya, kau benar." Setelah itu kami saling diam.

"Mei.." panggilnya. Aku menatap matanya lagi. "apa?"

"Aku akan selalu menjagamu dimanapun aku berada.. selamanya.." katanya berjanji.

Aku tersenyum tulus. "aku tidak mau kau berjanji, aku terlalu takut kamu akan mengingkari janji."

"Lihat mataku, Mei." Aku menuruti perintahnya. "Apakah aku terlihat seperti pembohong? percayalah padaku!"

"Ya, aku akan berusaha untuk itu"



Lalu dia menarik tanganku dengan cepat. Dan dengan seketika, aku berada dalam pelukannya. Di saat itu aku tidak ingin melakukan apapun. Karna ada 1 alasan untuk itu. Yaitu aku takut aku tidak akan dapat merasakan hangatnya tubuh Ricky lagi lain kali.



Beberapa minggu setelah itu. Ayahnya, kebetulan dokter yg selalu memeriksa Ricky setiap 4 hari sekali bilang, " Ricky akan di operasi besok, jadi mohon doanya  untuk kesembuhan dia" Aku mengangguk tanda mengerti. Dan sepulangnya dari sekolah, aku pergi kerumah  Ricky 

Esoknya setelah pulang sekolah. Aku buru-buru mandi dan berpakaian. Setelah itu aku pamit ke orang tuaku dan pergi ke rumah  Ricky . Kebetulan sekali, yg membukakan pintu itu  Ricky ! "eeh, mei? ada apa nih ke rumahku? mau minta bantu ngerjain PR?" tanyanya. 


"Tidak, bukan itu." Tiba-tiba ibu Ricky keluar. 

"Eh.. Amel? oh, iya.. Amel, tadi  Rickynya ngeyel gk mau disuruh ganti baju untuk pergi bersamamu.. maaf ya?" pinta ibu  Ricky 

"Oh, gk papa tante.." Wajah Ricky tampak bingung.

"Sekarang aku boleh membawa Ricky pergi tante?" 

"Oh, tentu saja.."

"hei, hei.. maksud kalian apa? pergi? kemana? bukannya aku harus operasi hari ini?" 

"Pak Budi..!! tolong antar mereka ke tempat yg akan mereka tuju.. tugas seperti biasa." kata ibu  Ricky, kepada supir pribadinya. 


"Mei, ingat, hanya 1 jam.. jangan ingkari janjimu.." lanjut ibu Ricky


"Iya tante. Aku bakal berusaha gak ngingkarin janji" Aku menoleh ke Ricky


" Ricky , ayo kita bersenang-senang selama 1 jam!" ajakku kepada  Ricky . Aku memegang tangannya, dan menyuruhnya masuk ke mobil yg di sopiri oleh pak Budi. Ekspresi  Ricky  tampak ceria. 

Kami tiba di pantai Carita jam 5 sore. Ricky tampak senang sekali. Aku senang melihatnya.
Kami bermain air laut yg jernih. Walaupun banyak batu disana. Tiba-tiba, warna langit agak berubah berwarna oren. Aku mengajak  Ricky  untuk duduk di pasir untuk melihat sunset. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, aku ingin mengambil kamera untuk memotret aku dan  Ricky  untuk kenang-kenangan. Mungkin saja ini terakhir kalinya aku akan melihat  Ricky . Duuhh, bicara apasih? positive thinking dong!

Setelah aku pergi sebentar,  Ricky sepertinya *setelah aku liat dari kejauhan, menulis sesuatu. Ahh, mungkin itu engga penting.

Aku kembali duduk di samping  Ricky  setelah aku mendapatkan kameraku di mobil. Saat itu juga, kami berdua melihat sunset. "cantik!" kataku memuji langit

 "ya.."

 Setelah berapa lama kami melihat sunset, aku menyadari sudah 1 jam lewat kami disini.


"ohya,  Ricky , ayo ke rumah sakit! ntar telat loh.." ajakku. "baiklah." 

Saat kami ada di depan pintu mobil, aku berkata, 

" Ricky , saat ingin operasi nanti, aku ingin kamu tidak takut kamu akan kehilanganku, percayalah padaku. Aku tidak akan kenapa-napa saat kamu tidak berhasil di operasi. Mungkin hari itu aku akan menangis, tapi aku yakin aku bisa melaluinya.." ucapku. 

"ya.." kata Ricky sambil menunduk. "nah sekarang, ayo kita ke rumah sakit!" ajakku sambil mengajaknya masuk ke mobil.

Saat di tengah perjalanan, dan seperti apa yg di ceritakan di 3600 detik *novel. Leon yg di dalam novel itu sesak nafas, dan pingsan. Tapi ada bedanya di sini dengan ceritaku. Saat kami sedang tertawa bersama, Ricky merasakan firasat buruk akan terjadi. Wajahnya tampak bingung. aku yg melihatnya langsung bertanya, "Ricky ? ada apa? " 

"aku merasakan firasat akan terjadi peristiwa tidak menyenangkan!". Sebenarnya setelah  Ricky mengucapkan kalimat itu, aku takut sekali. Apakah ini pertanda operasinya akan gagal? dan meninggalkanku selamanya...??

Setelah sampai di rumah sakit, ayah Ricky segera mengajak Ricky untuk dioperasi. Ricky hanya mengangguk dan menurut. 

Setelah beberapa lama, ayahnya keluar dengan raut wajah sedih. Saat itu aku tau, operasi Ricky gagal, atau bisa dibilang tidak berhasil. Itu tandanya,  Ricky... Oh tidak mungkin!

Lalu, muncullah 2 orang suster yg keluar dari kamar Ricky. Mereka membawa kasur yg seperti ditiduri oleh.... Ricky 

Aku mendekatinya. Memastikan benarkah itu  Ricky . Ya. Itu Ricky. Ia tampak seperti sedang tidur pulas. Tak kusadari, saat itu aku menangis dengan suara yg keras sambil memegang tangannya yang dingin. Tapi aku tidak peduli jika seseorang melihatku seperti orang gila karna mengangis dengan keras. Karna saat itu aku sedang merasakan 'kehilangan'

Hehe, begitulah ceritanya. Duhh, jadi nangis nih , malu-maluin aja, dehhh. Di dalam cerita yg barusan aku ceritain, ada sebagian kejadian yg aku lewatin. Terlalu sedih untuk diceritakan, terlalu menyakitkan untuk mengingatnya. Jadi, mendingan aku engga ceritain deh. Hehe.

Gimana? pengalamanku ditinggal orang yg kusayangi *lebe. diatas sedih gak? kalo yg engga merasa sedih sih.. ya terserah pendapat kalian aja deh. Tapi jika menganggap kejadian ini sedih, makasih ya. :))

Trying to stay strong in the face of trials and tribulations in this world, and always smiling even though this fact is sometimes painful and unfair .. : ')) 


Ohya, ternyata pada saat Ricky seperti nulis surat di pantai, itu adalah surat yang akan diberikan kepadaku jika terjadi sesuatu padanya. Isinya..,


-------------------------------------


11 Juni, 2010






Dear you, my princess, and my girlfriend in the next life,


Jika kau membaca suratku, kau tau dan kau lihat, aku telah pergi. Meninggalkan seluruh orang yang kusayangi. Meninggalkan mainan, buku, dan benda yang kusayangi. Tetapi untukku sendiri, saat yang paling menyakitkan adalah, saat aku harus meninggalkanmu tanpa kehendakku.


Maaf jika selama ini aku ada salah. Maaf apabila aku menyakiti hatimu. Maaf jika aku membuatmu merasa kehilangan. Dan maaf apabila aku tidak dapat menemanimu disini. Di dunia.


Aku akan mengajakmu lagi mengenang masa pertama kita bertemu :)


Aku melihat seorang anak kecil perempuan. Sedang melihat dan mencoba mengambil ikan di kolam ikannya sepertinya? Aku melangkah ke terasnya mengikuti temanku. Dan pada saat itulah aku melihatmu. Melihat matamu yang bulat, rambut lurus sebahu berwarna hitam kecoklatan, dan melihat ekspresimu yang membuatku nyaris tertawa. 


Kau terlihat sebal saat aku mencoba mengenalmu dgn cara membayarkanmu ikan cupang yang kau beli. Jujur saja, saat itu kau jelek sekali. Hehe, tapi aku suka caramu saat terlihat pasrah setelah kau cemberut. 


Dan, syukurlah, aku semakin dekat denganmu. Dan kau tidak menolaknya, aku sangat senang sekali. Ah yaa, aku ingat saat-saat kita merayakan ulangtahun kau, dan kau merayakan ulangtahun ku. Setiap momen yang terjadi setahun sekali itu, kau memberikanku memori kenang-kenangan yang sangat tidak dapat lepas dari pikiranku.


Dan terakhir kali kenangan kita, adalah saat kita melihat sunset di pantai itu. Sebelum menjelang operasiku. 


Awalnya, aku kesal sekali karna aku mempunyai penyakit seperti ini. Mengapa? Apa salahku? Apa hadiahku dari Tuhan karena telah menanggung ini semua? 


Tapi, aku menyadari, bahwa hadiah dari Tuhan adalah kau. My princess, my bestfriend :) Dan aku sangat bersyukur untuk itu.


Ah, sudah dulu ya. Eh maaf jika aku tidak punya kenang-kenangan apapun untukmu. Cukup surat ini, kurasa. 


Terima kasih karena telah membuatku merasakan warna cerah dalam hidupku :)) Aku akan selalu menjagamu dimanapun kau berada,


Ah ya, sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, kuharap kita dapat bertemu lagi.










                                                                                         Your Mickey, Ricky



Tidak ada komentar:

Posting Komentar